Minggu, 25 Januari 2015

Sinopsis Novel Bulang Cahaya

loading...


     Cerita dalam novel ini mengisahkan tentang sejarah Kerajaan Riau. Cerita ini berawal dari peristiwa ketika Sultan Mahmud tewas dibunuh oleh panglimanya sendiri. Karena Sultan tidak mempunyai putra mahkota sebagai penggantinya, kekuasaan jatuh ke tangan Tun Abdul Jalil (keturunan Melayu). Dan bergelar Sultan Abdul Jalil. Setelah 20 tahun menjadi Sulatan muncul seorang bernama Raja Kecik yang mengaku dirinya adalah putra Sultan Mahmud dari selirnya. Raja Kecik dating ke Johor untuk mengambil tahta kerajaan yang seharusnya jatuh padanya. Tapi Sultan Abdul Jalil menolak. Raja Kecik pun melakukan pemberontakan. Akhirnya Sultan tewas dan Raja Kecik pun berhasil merampas tahta Kerajaan.
            Putra dari Sultan Abdul Jalil yaitu Tengku Sulaiman marah. Karena semula Raja Kecik akan mengambil alih tahta kerajaan dengan damai dan telah diadakan perundingan. Namun, Raja Kecik berkhianat dan membunuh Sultan Abdul Jalil.Tengku Sulaiman mengumpulkan pasukannya untuk melawan Raja Kecik. Namun, tidak cukup kuat. Dia meminta bantuan Daeng Marewa (keturunan Bugis) untuk membantunya mengalahkan Raja Kecik. Daeng Marewa bersedia membantunya dengan syarat, kalau menang Daeng Marewa dan keturunannya menjadi Yang Dipertuan Muda kerajaan Johor dan Tengku Sulaiman dan keturunannya menjadi Sultan. Dari perjanjian inilah mengikat sampai ke anak cucu namanya “ Sumpah Setia Melayu-Bugis “.
            Perang saudara pun terjadi selama bertahun-tahun. Akhirnya Raja Kecik kalah, dan tahta kerajaan jatuh ke tangan Tengku Sulaiman. Karena Johor telah hancur oleh perang, akhirnya pusat kerajaan dipindahkan ke Riau. Kerajaan Johor berubah jadi Kerajaan Riau.
            Setelah Daeng Marewa wafat ia digantikan oleh adiknya Daeng celak. Setelah wafat, Daeng Celak digantikan oleh Daeng Kembodja. Setelah wafat ia digantikan oleh Raja Haji ayah. Setelah 5 tahun menjadi Yang Dipertuan Muda, Raja Haji bentrok dengan Belanda. Raja Haji mengepung Belanda di Malaka. Perang pun terjadi selama bertahun-tahun. Akhirnya Raja Haji tewas dalam suatu pertempuran. Ia digantikan oleh Tengku Muda menjadi Yang Dipertuan Muda. Raja Ali akan mengambil jabatan sebagai Yang Dipertuan Muda. Karena Tengku Muda adalah keturunan Melayu. Dalam Sumpah Setia Melayu-Bugis yang berhak menjadi Yang Dipertuan Muda adalah keturunan Bugis. Perang saudara pun terjadi. Tapi berhasil dipadamkan oleh Sultan Mahmudsyah.
            Raja Ali menjadi Yang Dipertuan Muda. Setelah bertahun-tahun menjadi Yang Dipertuan Muda keadaannya semakin buruk. Karena dia sudah diracuni oleh seseorang. Sampai akhirnya dia pun wafat. Sultan Mahmudsyah meminta Raja Djafar (putra Raja Haji) menjadi Yang Dipertuan Muda. Walaupun agak bimbang akhirnya dia menerimanya. Sehari setelah menjadi Yang Dipertuan Muda, Sultan Mahmudsyah berpesan kelak jika ia sudah tiada ia minta penggantinya adalah Tengku Abdurrahman(putra bungsu Sultan).
Setelah Sultan Mahmudsyah wafat Raja Djafar menetapkan Tengku Abdurrahman Sebagai Sultan. Banyak pihak yang menentangnya karena masih ada putra Sultan yang lebih tua yaitu Tengku Long. Namun, Raja Djafar tetap pada pendiriannya karena itu adalah wasiat dari Sultan Mahmudsyah. Pada tengah malam Raja Djafar dibangunkan oleh sahabatnya Raja Husin untuk menemui Tengku Buntat (istri Tengku Long). Dia dipesan oleh suaminya agar memberikan jabatan itu padanya. Tapi Raja Djafar menolak. Tengku Long pun pergi ke Temasek dan berkerajaan disana.
Akhirnya, Temasek jatuh ke tangan Inggris dan Raffles merubah namanya menjadi Singapura. Riau jatuh ke tangan Belanda karena Raja Djafar tidak ingin berperang

1 komentar: