loading...
Cerita
dalam novel ini mengisahkan tentang sejarah Kerajaan Riau. Cerita ini berawal
dari peristiwa ketika Sultan Mahmud tewas dibunuh oleh panglimanya sendiri.
Karena Sultan tidak mempunyai putra mahkota sebagai penggantinya, kekuasaan
jatuh ke tangan Tun Abdul Jalil (keturunan Melayu). Dan bergelar Sultan Abdul
Jalil. Setelah 20 tahun menjadi Sulatan muncul seorang bernama Raja Kecik yang
mengaku dirinya adalah putra Sultan Mahmud dari selirnya. Raja Kecik dating ke
Johor untuk mengambil tahta kerajaan yang seharusnya jatuh padanya. Tapi Sultan
Abdul Jalil menolak. Raja Kecik pun melakukan pemberontakan. Akhirnya Sultan
tewas dan Raja Kecik pun berhasil merampas tahta Kerajaan.
Putra
dari Sultan Abdul Jalil yaitu Tengku Sulaiman marah. Karena semula Raja Kecik
akan mengambil alih tahta kerajaan dengan damai dan telah diadakan perundingan.
Namun, Raja Kecik berkhianat dan membunuh Sultan Abdul Jalil.Tengku Sulaiman
mengumpulkan pasukannya untuk melawan Raja Kecik. Namun, tidak cukup kuat. Dia
meminta bantuan Daeng Marewa (keturunan Bugis) untuk membantunya mengalahkan
Raja Kecik. Daeng Marewa bersedia membantunya dengan syarat, kalau menang Daeng
Marewa dan keturunannya menjadi Yang Dipertuan Muda kerajaan Johor dan Tengku
Sulaiman dan keturunannya menjadi Sultan. Dari perjanjian inilah mengikat
sampai ke anak cucu namanya “ Sumpah Setia Melayu-Bugis “.
Perang
saudara pun terjadi selama bertahun-tahun. Akhirnya Raja Kecik kalah, dan tahta
kerajaan jatuh ke tangan Tengku Sulaiman. Karena Johor telah hancur oleh
perang, akhirnya pusat kerajaan dipindahkan ke Riau. Kerajaan Johor berubah
jadi Kerajaan Riau.
Setelah
Daeng Marewa wafat ia digantikan oleh adiknya Daeng celak. Setelah wafat, Daeng
Celak digantikan oleh Daeng Kembodja. Setelah wafat ia digantikan oleh Raja
Haji ayah. Setelah 5 tahun menjadi Yang Dipertuan Muda, Raja Haji bentrok
dengan Belanda. Raja Haji mengepung Belanda di Malaka. Perang pun terjadi
selama bertahun-tahun. Akhirnya Raja Haji tewas dalam suatu pertempuran. Ia
digantikan oleh Tengku Muda menjadi Yang Dipertuan Muda. Raja Ali akan
mengambil jabatan sebagai Yang Dipertuan Muda. Karena Tengku Muda adalah
keturunan Melayu. Dalam Sumpah Setia Melayu-Bugis yang berhak menjadi Yang
Dipertuan Muda adalah keturunan Bugis. Perang saudara pun terjadi. Tapi
berhasil dipadamkan oleh Sultan Mahmudsyah.
Raja
Ali menjadi Yang Dipertuan Muda. Setelah bertahun-tahun menjadi Yang Dipertuan
Muda keadaannya semakin buruk. Karena dia sudah diracuni oleh seseorang. Sampai
akhirnya dia pun wafat. Sultan Mahmudsyah meminta Raja Djafar (putra Raja Haji)
menjadi Yang Dipertuan Muda. Walaupun agak bimbang akhirnya dia menerimanya.
Sehari setelah menjadi Yang Dipertuan Muda, Sultan Mahmudsyah berpesan kelak
jika ia sudah tiada ia minta penggantinya adalah Tengku Abdurrahman(putra
bungsu Sultan).
Setelah Sultan
Mahmudsyah wafat Raja Djafar menetapkan Tengku Abdurrahman Sebagai Sultan.
Banyak pihak yang menentangnya karena masih ada putra Sultan yang lebih tua
yaitu Tengku Long. Namun, Raja Djafar tetap pada pendiriannya karena itu adalah
wasiat dari Sultan Mahmudsyah. Pada tengah malam Raja Djafar dibangunkan oleh
sahabatnya Raja Husin untuk menemui Tengku Buntat (istri Tengku Long). Dia
dipesan oleh suaminya agar memberikan jabatan itu padanya. Tapi Raja Djafar
menolak. Tengku Long pun pergi ke Temasek dan berkerajaan disana.
Akhirnya, Temasek jatuh ke tangan Inggris dan
Raffles merubah namanya menjadi Singapura. Riau jatuh ke tangan Belanda karena
Raja Djafar tidak ingin berperang
Menarik
BalasHapus